Pages

Rabu, 12 September 2012

Belajar Menjadi Seorang Wartawan

Belajar Menjadi Seorang Wartawan

Menjadi seorang kuli tinta, tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Ia harus memiliki keuletan tinggi, kreatif, tahan banting, dan cerdas membaca situasi yang akan ia jadikan menjadi sebuah berita.
Saya tidak bermaksud untuk menakut-nakuti Anda yang berhasrat untuk menjadi seorang wartawan. Namun perlu diingat, jika Anda sudah berniat menjalani profesi ini, hal yang harus dipegang teguh adalah, terjun 100% dalam profesi tersebut. Tidak setengah-setengah.
Hal tersebut akan membuat motivasi tersendiri sehingga walaupun terhambat dengan keadaan yang serba berkecukupan, Anda akan terus maju untuk menjalani hidup sebagai seorang wartawan.
Saat Anda belum menjadi seorang wartawan, mungkin pengaspalan di jalan adalah suatu yang lumrah sebagai program rutin yang dilaksanakan pemerintah daerah setempat. Namun, jika mindset Anda telah beralih menuju kejurnalistikan, pastinya sebuah ide gagasan, bahkan isu nakal sering terbersit dalam pikiran. Mengapa terjadi pengaspalan? Ada apa dengan pemerintah daerah yang terlalu sering melakukan pengaspalan dengan memakan biaya jutaan? Apakah ini sebuah proyek terselubung?
Dengan begitu, secara otomatis muncul pula keinginan-keinginan untuk menemui Dinas terkait, katakanlah Dinas Pekerjaan Umum Setempat. Bahkan bagi mereka yang ekstrim, akan mati-matian menemui Walikota setempat dengan menarik isu nakal, apakah mereka tidak becus mengatur para anggota dinas? hehehehe…
Hal tersebut akan muncul biasanya jika baru saja menjadi seorang watawan. Aksi-aksi tersebut bisa dibilang sebagai proses trial error bahkan hanya sebatas implementasi dari apa yang mereka dapat dari bangku kuliah.
Namun, seiring waktu, para wartawan pemula akan menemukan esensi dari keberadaan profesi wartawan itu sendiri. Mereka lama-kelamaan akan lebih bijak dalam menyikapi persoalan yang ada di lapangan saat meliput berita atau isu-isu yang menyangkut kepentingan orang banyak. Bahkan hasil karya para wartawan, tidak sedikit menjadi referensi bagi para pembaca (media cetak) dan pemirsa (media televisi).


Belajar Menjadi Seorang Wartawan 

0 komentar:

Posting Komentar